Entahlah, apa yang sedang terjadi pada diri ini.
Sekuat tenaga untuk segera mengikhlaskan semuanya, namun selalu saja ada yang aku ingat disini
Bagaimana dia mengajarkanku mengendarai sepeda motor
Bagaimana cara dia menceritakan keinginan nya untuk membangun suatu terobosan bersama kami
Aku, begitu merindukannya Ya Rab
Aku tahu, bukan aku saja yang merindukannya
Para tante dan om ku pasti merasakan hal yang sama
Sama hal nya dengan ibuku yang selalu terdiam diri di kamarnya
Bagiku, dia adalah pahlawan ibuku
Bagiku, dia adalah orang yang benar-benar aku hargai
Dialah yang membuka jalan terhadap apa yang aku pikirkan selama ini
Sebagai pengingat
Sebagai pamanku
dan sebagai kakak, mengingat umurku tak jauh beda dengannya
Ya Rab, berkali-kali aku bertanya
Mengapa dia pergi secepat itu
Tanpa kata perpisahan
Namun, ini bukan lah pertanyaan yang sopan
Maafkan aku Ya Rab, karena terlalu egois
Berkali-kali mencoba untuk terlelap dalam raga yang sudah merasa kelelahan
Namun, senyumnya, murungnya, tidurnya, sampai disaat terakhir masih terasa jelas untukku
Sempat mengingat disaat masa kecil kami, bersama-sama pulang sekolah, lalu kami bermain
Rasanya sudah lama sekali
Namun, hal ini masih saja jelas dalam memori yang cukup tua
Aku, merindukannya lagi Ya Rab
Namun, sepertinya dia tidak merindukan kami
Dia lebih merindukanMu Ya Rab
Maka dia lebih dahulu pulang kepadaMu
Oleh karena itu, kami mencoba mengikhlaskan semuanya
Semua yang kami ingat disini adalah kebaikan yang dahulu pernah dia berikan kepada kami
Maka, berikanlah dia sebuah hadiah yang sesungguhnya kami semua inginkan, yaitu Surga akhirat yang selalu Engkau janjikan kepada umat yang taat kepadaMu
Amin amin amin
Semoga Engkau mendengar doa-doa yang kami panjatkan untuknya
Sekuat tenaga untuk segera mengikhlaskan semuanya, namun selalu saja ada yang aku ingat disini
Bagaimana dia mengajarkanku mengendarai sepeda motor
Bagaimana cara dia menceritakan keinginan nya untuk membangun suatu terobosan bersama kami
Aku, begitu merindukannya Ya Rab
Aku tahu, bukan aku saja yang merindukannya
Para tante dan om ku pasti merasakan hal yang sama
Sama hal nya dengan ibuku yang selalu terdiam diri di kamarnya
Bagiku, dia adalah pahlawan ibuku
Bagiku, dia adalah orang yang benar-benar aku hargai
Dialah yang membuka jalan terhadap apa yang aku pikirkan selama ini
Sebagai pengingat
Sebagai pamanku
dan sebagai kakak, mengingat umurku tak jauh beda dengannya
Ya Rab, berkali-kali aku bertanya
Mengapa dia pergi secepat itu
Tanpa kata perpisahan
Namun, ini bukan lah pertanyaan yang sopan
Maafkan aku Ya Rab, karena terlalu egois
Berkali-kali mencoba untuk terlelap dalam raga yang sudah merasa kelelahan
Namun, senyumnya, murungnya, tidurnya, sampai disaat terakhir masih terasa jelas untukku
Sempat mengingat disaat masa kecil kami, bersama-sama pulang sekolah, lalu kami bermain
Rasanya sudah lama sekali
Namun, hal ini masih saja jelas dalam memori yang cukup tua
Aku, merindukannya lagi Ya Rab
Namun, sepertinya dia tidak merindukan kami
Dia lebih merindukanMu Ya Rab
Maka dia lebih dahulu pulang kepadaMu
Oleh karena itu, kami mencoba mengikhlaskan semuanya
Semua yang kami ingat disini adalah kebaikan yang dahulu pernah dia berikan kepada kami
Maka, berikanlah dia sebuah hadiah yang sesungguhnya kami semua inginkan, yaitu Surga akhirat yang selalu Engkau janjikan kepada umat yang taat kepadaMu
Amin amin amin
Semoga Engkau mendengar doa-doa yang kami panjatkan untuknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment duunngg!!!!