Kamis, 31 Januari 2013

Terima Kasih

Tak dapat aku ungkapkan kata-kata yang bagus dan indah
Karena saat seseorang tak dapat menyampaikan kata-kata nya
Aku rasa itulah saat-saat yang benar-benar bahagia
Terima kasih untuk semua nya
Semua ucapan yang kuterima
Semua doa yang terlantun
Akan aku ingat sepenuhnya
Aku takkan pernah melupakan semua ucapan yang diberikan kepadaku
Karena aku begitu menghargainya

Sabtu, 26 Januari 2013

Katakan bahwa kau baik-baik saja

Ingin rasanya aku mengatakan, "aku, rindu padamu."
Hanya saja, aku akan bicara pada siapa, paman
Ibu tak dapat mendengarkanku untuk sekarang ini
Kakek, nenek, dan para tante juga
Aku tak dapat mengatakannya
Semua ini aku simpan
Aku hanya dapat berkata, engkau pasti bahagia dalam rahmat dan kasih sayangNya
Benar bukan?
Aku rasa, aku iri,,,
Iyang, bibi merindukanmu
amang juga
mamah juga
Terutama ummi
Sekali-sekali datangilah mereka dalam mimpi
Katakan pada mereka, bahwa kamu baik-baik disana
Sehingga mereka tidak bercucuran air mata lagi
Sesungguhnya ingin aku katakan
Kenapa kau tak nampak dalam mimpiku lagi?
Hanya saja, mimpi semalam jelas sekali
Bibi-bibi disana selalu membicarakan kebaikanmu
Mereka selalu menyayangi dan merindukanmu
Maka, aku mohon sekali lagi, datangilah mereka. Katakan bahwa kamu baik-baik disana
Katakan juga, bahwa jaga diri mereka baik-baik
Aku mencintaimu, seperti mencintai kedua orang tuaku
dan aku mencintai juga apa yang mereka cintai

26 Januari 2013
untuk pamanku yang selalu ada disini, dihatiku

Minggu, 20 Januari 2013

Doa yang Kami Panjatkan

Entahlah, apa yang sedang terjadi pada diri ini.
Sekuat tenaga untuk segera mengikhlaskan semuanya, namun selalu saja ada yang aku ingat disini
Bagaimana dia mengajarkanku mengendarai sepeda motor
Bagaimana cara dia menceritakan keinginan nya untuk membangun suatu terobosan bersama kami
Aku, begitu merindukannya Ya Rab
Aku tahu, bukan aku saja yang merindukannya
Para tante dan om ku pasti merasakan hal yang sama
Sama hal nya dengan ibuku yang selalu terdiam diri di kamarnya
Bagiku, dia adalah pahlawan ibuku
Bagiku, dia adalah orang yang benar-benar aku hargai
Dialah yang membuka jalan terhadap apa yang aku pikirkan selama ini
Sebagai pengingat
Sebagai pamanku
dan sebagai kakak, mengingat umurku tak jauh beda dengannya
Ya Rab, berkali-kali aku bertanya
Mengapa dia pergi secepat itu
Tanpa kata perpisahan
Namun, ini bukan lah pertanyaan yang sopan
Maafkan aku Ya Rab, karena terlalu egois
Berkali-kali mencoba untuk terlelap dalam raga yang sudah merasa kelelahan
Namun, senyumnya, murungnya, tidurnya, sampai disaat terakhir masih terasa jelas untukku
Sempat mengingat disaat masa kecil kami, bersama-sama pulang sekolah, lalu kami bermain
Rasanya sudah lama sekali
Namun, hal ini masih saja jelas dalam memori yang cukup tua
Aku, merindukannya lagi Ya Rab
Namun, sepertinya dia tidak merindukan kami
Dia lebih merindukanMu Ya Rab
Maka dia lebih dahulu pulang kepadaMu
Oleh karena itu, kami mencoba mengikhlaskan semuanya
Semua yang kami ingat disini adalah kebaikan yang dahulu pernah dia berikan kepada kami
Maka, berikanlah dia sebuah hadiah yang sesungguhnya kami semua inginkan, yaitu Surga akhirat yang selalu Engkau janjikan kepada umat yang taat kepadaMu
Amin amin amin
Semoga Engkau mendengar doa-doa yang kami panjatkan untuknya

Sabtu, 19 Januari 2013

aku rasa, aku ,,,

Bukan hanya satu dua orang saja yang bertanya seperti itu,
kenapa harus sekarang?
seperti apa?
bagaimana?
jangan bertanya padaku, karena aku mempertanyakan hal yang sama kepada diri sendiri
mengapa aku tak menangis seperti yang lainnya?
aku sadar, aku sadar, aku sadar,,, karena saat bersama kalian lah aku kuat
jauh dalam keramaian, aku rasa aku masih menjadi seseorang yang lemah
dan disini, tanpa kehadiran kalian, aku rasa, aku menjadi seseorang yang pengecut lagi
aku rasa aku membohongi diriku karena tak mengangis di depan kalian
tapi sadarkah?
bahwa yang dia inginkan adalah kita berbahagia, bahwa dia sudah bersama sang pencipta
inilah kehendak Allah, menjemputnya dengan sangat cepat
menjemputnya bahwa mendahului para sesepuhnya
dan bahkan menjemputnya sebelum dia membangun keluarga
inilah kehendakNya, memberikan bidadari surga untuknya
hanya merekalah, bidadari surga yang kurasa setara dengannya, karena dia benar-benar shaleh, dimataku, dimata kalian, dan dimata Allah.
semoga perkataanku memang tidak berlebihan, karena meskipun bukan hal yang benar, kami akan senantiasa berdoa agar dia tidak sendirian, dan Allah akan mendengarkan apa yang kami ucapkan bukan, terutama doa-doa yang kami panjatkan untuknya
maka, kakekku, nenekku, ibuku, dan semua saudara yang menyayangi pamanku, jangan lah kalian bersedih. karena dia disana dalam lindungan, dalam rahmat Allah, seperti hujan rahmat yang mengiringi kepergiannya saat lalu
aku pun disini akan berusaha mengikhlaskan, berdoa, dan melanjutkan mimpinya. aku berusaha. semoga semua kata-kata yang dia ucapkan tempo hari akan terlaksana. cepat atau lambat, kami akan berusaha semaksimal mungkin

Kamis, 17 Januari 2013

Engkau pergi begitu saja

Sempat ku mengira bahwa ini hanyalah lelucon disore hari
Entahlah,, saat itu aku sedang tertawa terbahak-bahak karena menonton Radio Galau FM lewat notebook kesayanganku
Saat itu, Senin 14 Februari 2013. Rasanya benar-benar seperti mimpi
Kabar tak menyenangkan itu datang dari sepupu tercinta
Terima kasih sayang, karena berita darimu aku dapat pergi menyusulnya lebih dahulu
Aku benar-benar berharap, saat dimana yang mengangkat telpon adalah dirimu. Dirimu yang sudah lebih dahulu menemuiMu ya Rab
Namun, bukanlah engkau yang menjawab. Itu benar-benar membuatku terus berharap, bahwa semua ini hanyalah mimpi belaka.
Rasanya mimpi itu belum selesai, mimpi yang tidak dapat membuatku bangun dipagi hari.
Berharap setelah menemuimu, aku melihat canda tawa, lalu kamu akan berkata "Hallo, ini cuma candaan saja." lalu tertawa menertawakan keadaanku yang kacau.
Kurang lebih tiga setengah jam melewati perjalanan tanpa tanah yang kering, kurasa air mata sudah berhenti saat bertemu denganmu dalam kamar yang sunyi senyap.
Putih, namun masih ada sisa cahaya. Belum sempat aku melihatmu, namun aku begitu ketakutan. Benar, ternyata aku masih pengecut saat itu. Aku tidak dapat mengumpulkan energi setelah melihat kain kafan yang benar-benar menutupi dirimu.
Aku masih tersedu sedan, air mata yang telah kering, basah lagi. Bagaikan hujan yang masih turun deras di daerah itu. Lalu kukumpulkan lagi untuk benar-benar bertatapan denganmu.
Innalillahi, itu benar-benar dirimu. Aku telah meyakinkan diri bahwa itu bukan dirimu. Itu hanya orang yang mirip denganmu. Namun otakku masih saja waras. Benar itu kamu, wahai pamanku. Orang yang kami kasihi, orang yang paling kami sayangi. Dan sampai saat nanti akan terus kami ingat.

Wahai paman, meskipun engkau telah tiada. Bukan berarti aku akan melupakan semuanya.
Aku akan terus mengingatmu.
Orang yang aku panggil Iyang
Orang yang telah mengajariku mengendarai sepeda motor
Orang yang memberikanku pandangan-pandangan hidup
Dan orang yang selalu mencintai keluarga lebih dari apapun

Terima kasih, terima kasih atas semua yang telah engkau berikan kepada kami
Terutama atas apa yang telah kamu berikan untukku, untuk keluargaku, dan untuk semua yang telah tergores dalam hati ini
Sungguh, jika kamu tak sempat menorehkan kata-kata itu, aku tak akan berfikir bagaimana caranya menjalani hidup diluar lingkungan keluarga seperti ini
Mimpi-mimpi yang dahulu kita susun bersama adik-adik juga sanak saudara yang lain, mudah-mudahan bisa kami wujudkan, untukmu wahai paman. Orang yang senantiasa akan selalu kami kasihi.

Ada beberapa kata yang aku kutip entah dari siapa
"Engkau pergi begitu saja, lalu terbang ke langit biru"
Disini akan kutambahkan untukmu,
"Berbahagialah, karena saat kepergianmu, langit dan bumi menyertaimu, hujan barokahpun Allah beikan untuk manusia yang shaleh seperti dirimu." Sungguh kami akan iri dan turut berbahagia, bahwa Allah memberikan dirimu hujan barokah yang benar-benar besar. Karena segala yang engkau berikan, segala yang engkau dedikasikan untuk kami, Allah S.W.T melihatnya, dan memberikanmu begitu banyak orang-orang yang menyayangimu. Maka, aku berkata Alhamdulillah, atas hujan barokah itu.
Semoga Amal ibadahmu diterima Allah S.W.T. wahai Rizal Mutaqin, anak dari kakek kami, juga adik dari ibu kami.
Amin,,,amin ya Rab.

Senin, 07 Januari 2013

Catatan pertama saya di 2013

sempat beberapa kali memikirkan tentang judul ini
tapi selalu tak kunjung datang keinginan untuk segera menuliskannya
apa karena sakit?
ujian?
atau sesungguhnya karena malas selalu membisikkan untuk nanti, nanti, dan nanti saja menulisnya
sekarang lebih baik menonton film barat atau korea, lalu tertidur setelahnya
memang membosankan
tapi setidaknya sempat membuatku tertawa bahkan menangis karena beberapa adegan yang menurutku "setelah dipikir-pikir" berlebihan!

apa yang akan aku tuliskan di catatan pertama saya di 2013
ENTAHLAH
tidak begitu banyak yang menginspirasi otak ini untuk segera aku tuliskan
namun, sebelum itu,,,
ada beberapa hal di 2012 yang harus aku perbaiki di tahun ini
itu adalah AKU sendiri

begitu banyak yang telah aku lakukan
kuliah, main, dan membuat impian
akankah impian itu menjadi nyata?
aku berharap segera terjadi,,,
karena setelah dipikir-pikir, ternyata membuat impian itu sungguh rumit dan tidak seru
mungkin akan lebih menyenangkan jika kemudian hari akan banyak petualangan yang membuat adrenalin ini berpacu sangat kencang kala masa lampau

dan,,,tahukah
sampai sekarang aku rasa mimpi yang paling sederhana ini belum bisa aku lakukan sekarang
meskipun secara mental aku sungguh-sungguh dapat melakukannya
hanya saja, aku menunggu
menunggu waktu yang tepat untuk serangan sang fajar
#mulai lagi deh alaynya

mompopda,,,doakan aku selalu
agar selalu menjadi yang kalian harapkan
sejauh apapun aku melangkah
aku akan kembali pada diriku
kepada orang-orang yang aku kasihi
dan kepada orang-orang yang menjadikanku sampai seperti saat ini

terima kasih karena selalu ada disampingku
dalam doa-doa yang tak terhitung banyaknya
dalam balutan kasih yang tak dapat kulihat secara kasat mata
AKU SUNGGUH MENGHARGAINYA
maka dengan ini bawalah aku, di tahun yang entahlah dapat membuatku seperti apa