Memang aneh, sehabis bangun tidur Abel harus lari terbirit-birit menuju toilet di kamarnya karena jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Yah…memang begitu kegiatannya mulai Senin itu, karena hari itu merupakan hari pertamanya di kelas 2 SMA.
“Freabel Castalyan !” panggil guru seni rupanya saat dia baru saja sampai di depan pintu kelas. Dan Abel pun hanya tersenyum tipis dengan wajah innocentnya.
“Eh bapak. Apa kabar pak ?” Tanya Abel basa basi dan guru itu mendekatinya dengan tatapan tajam.
“Kamu tidak usah cengengesan seperti itu ! Kemana saja kamu ? datang ke sekolah seenaknya.” Kata Pak Rian guru seni rupanya yang saat itu menjadi wali kelasnya sambil berkacak pinggang.
“Ya…maaf dech Pak. Saya kan ga sengaja. Abis manggungnya malam-malam sich Pak. Jadi, bangunnya kecolongan dech.” Jawabnya polos tanpa wajah bersalah. “Jadi…saya boleh masuk ga Pak ?” tanyanya setelah lama menunggu.
“Ya sudah. Lagian bapak nanya-nanya sama kamu cuma mau ngisengin kamu doang.” Katanya sambil berlalu menuju ruang guru dan meninggalkan Abel yang sedang kebingungan.
Di dengarnya tawa yang tiba-tiba menggelegar dari arah kelas. Rupanya teman-temannya menertawakan peristiwa tadi.
“Sial ! Pak Rian jailin gwe.” Katanya sambil tersenyum, dan masuk ke kelas.
Hari itu rupanya SMAN 9 Bandung, belum mulai belajar. Mungkin karena banyak sekali anak-anak yang minta pindah kelas.
“Eh gimana liburan lo ?”Tanya Caterine sahabatnya. “Pasti lo liburan ke rumah kakek lo di Paris kan ? “Tanya dia lagi. Yah…semua orang juga udah pada tahu kalo Abel itu anak orang kaya. Kakeknya aja tinggal dan punya perusahaan di luar negeri. Pantas saja kalo mau ini dikasih, mau itu dikasih. Apa sich yang enggak buat Abel. Tapi, ya memang Abel ga punya sifat sombong dan orangnya dewasa banget. Jadi dia pengen apa-apa itu dari penghasilan dia sendiri, keringat dia sendiri. Bukan harta dari orang tuanya, kakeknya, ataupun kakek buyutnya.
“Nggak. Gwe ga ke Paris .” Jawab Abel jadi murung ditanya hal begituan sama Caterine.
“Terus… lo kemana ?”Tanya Caterine heran.
“Biasalah….gwe manggung disana disini. Capek banget Rine. 2 minggu kemaren gwe ga bisa istirahat. Nengok kakek gwe juga ga sempet. Ini karena gwe pengen band gwe dikenal banyak orang.”ceritanya sambil menerawang. Pantas saja dia begitu terlihat sedih.
“Semangat yah!” kata Caterine sambil tersenyum bangga. “By the way…asyik juga ya bisa manggung disana-disini. Pasti banyak cowo yang ngecengin lo kan ?” katanya sambil menerawang dan Abel hanya tersenyum tipis. Walaupun senyumannya tipis banget, Abel terlihat cantik sekali. Wajah blasteran Belanda yang dikasih ibunya plus hidung bangir dan sorot mata yang tajam namun berkesan lembut pemberian ayahnya membuat semua perempuan di dunia ini akan mengakui kecantikannya.
“Kalo lo liburan kemana ?” Tanya Abel membuka pembicaraan baru.
“Oh…kalo gwe sich ga jauh-jauh. Cukup Bali. Lagian gwe ga mau bareng sama orang tua. Bosen Bel.” Katanya.”Eh gimana kabar abang lo, Frezi?” Tanya Caterine sambil tersenyum centil.
“Ah lo….naksir kakak gwe ya?” Tanya Abel menggoda Caterine dan mereka pun tertawa bersama, tanda mereka sudah saling mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
^_^
Di tengah padang rerumputan, dengan bunga-bunga serba putih. Abel dengan pakaian serba putihnya yang anggun, lari dan terus berlari. Sambil bermain dengan kupu-kupu berbagai warna. Berputar, berputar dan berlari . Tampak bahagia sekali. Dilihatnya sosok pria berbadan tinggi yang pakaiannya pun serba putih. Didekatinya pria tampan itu. Abel terus berjalan mendekati pria itu. Dirabanya wajah pria itu dengan perasaan heran, siapakah dia? Dan….
“Abel sayang…bangun nak !” pinta suara lembut tersebut.
Dibukanya mata Abel dan digesek-geseknya mata Abel oleh jari-jari mungilnya.
“Eh mami. Kapan pulang dari London ?” Tanya Abel yang ingat 2 minggu kemarin dia ditinggal oleh ibunya hanya untuk shoping.
“Tadi malam Bel.”
“Kenapa ga bangunin Abel mi?” Tanya Abel kesal sambil bangun dan segera ke kamar mandi pribadinya.
“Ya…katanya ga mau diganggu bobonya.” Kata mami sambil beresin tempat tidurnya dengan santai.”Mbo Ti yang bilang lo.” Katanya lagi.
Mendengar alasan mami, Abel langsung ingat dech. Hah…maklumlah tadi malam Abel harus manggung bersama teman-teman se-bandnya di Dago Tea House. Walaupun nama band mereka belum terkenal di dunia musik. Tapi Abel yakin tidak lama lagi dia dan temannya akan mulai dikenal di dunia musik.
^_^
Sambil menikmati cappuccino-nya. Abel terus mengenang masa-masa di mana dia selama 2 tahun terakhir. Sekarang dia sudah menjadi mahasisiwi cantik dengan berbagai prestasi. Contohnya saja prestasinya di bidang musik. Prestasi yang dirintis dari SMA itu akhirnya membuahkan hasil juga. Kini band yang terkenal dengan nama ‘The Mosy’z’ itu sudah banyak digemari pendengar musik di tanah air.
“Hai Bel!” Sapa Daniel, teman se-bandnya. Di antara personil The Mosy’z dia itu drummer terhebat yang pernah mereka miliki.
“Hei…Niel! Ngapain lo ada di sini ?” Tanya Abel karena heran Daniel berada di kafe langganan Abel.
“Nggak mau ngapa-ngapain Bel. Gwe pengen nyari lo aja.” Katanya sambil tersenyum.”Gwe kangen lo Bel.” Dari nada bicaranya Daniel, terdengar begitu rindunya Daniel kepada Abel.
“Hei what’s wrong with you ? lo ga biasanya ngomong kangen sama gwe. Ada apa ini ?” Tanya Abel begitu familiar terhadap perilaku Daniel. Daniel pun hanya mengedipkan sebelah matanya dengan gaya coolnya.
“Ih….lo ga kaya biasanya.” Kata Abel lagi sambil menyeruput cappuccino hangatnya.
Ketika sedang enak-enaknya menikmati cappuccino hangatnya. Ada seseorang di jalan yang…
BRUKK!!!
“Aduh….tumpah nih cappuccino gwe.” Kata Abel langsung berdiri karena panik bajunya jadi basah.”Lo gimana sich kalo jalan yang bener dong. Jangan maen tabrak aja. Orang lagi duduk, ko malah ditabrak. Basah nih baju gwe.” Kata Abel serta merta karena kesal acara minum cappuccino kesukaannya diganggu orang.
“Lo biasa aja dong ! Manja banget. Baju basah gitu aja ko repot. Gwe mesti bayar berapa buat ganti baju lo, hah ?” katanya dengan tampang blagu.
“Lo ngeselin gwe yah.” Jawab Abel ga mau kalah.” Lo yang salah kenapa lo yang sewot ?” katanya dengan wajah yang hampir memerah.
“Udah…udah Bel lo ga usah ganggu dia. Maafin ajalah !” Kata Daniel memisahkan pertengkaran mereka. Dibawanya Abel ke kamar kecil untuk membersihkan pakaiannya yang basah.
“Lo kenapa sich malah ngebela dia?” katanya kesal.”Kan dia yang salah.”
“Lo ga malu apa orang-orang ngeliatin lo sama Arzanra.” Cerita Daniel sambil berjalan menuju mejanya kembali.
“Oh…namanya Arzanra. Lo ternyata kenal sama dia ?” Tanya Abel yang kini malah sebel sama Daniel.
“Yah lo jangan marah dulu dong !” pinta Daniel. “Lo…lo ga tau dia sih.” Katanya.
“Emang dia siapa ?” Tanya dia yang sekarang semakin kesal.
“Dia…dia itu…”
“Gwe pemain gitar baru. Gwe yang akan ngegantiin Arieza yang baru meninggal itu.” Jawab Arzanra sambil tersenyum dengan bangga dan sesungguhnya Abel ga percaya dengan pernyataan Arzanra.
“WHAT???” Tanya Abel setengah berteriak, lalu memandang Daniel penuh Tanya.
“Ya Bel…dia gitaris baru di ‘The Mosy’z’.” Jawab Daniel takut melihat respon yang lain dari Abel.
“Gwe ga terima.” Kata Abel.
“Tapi temen-temen lo udah terima gwe.” Katanya masih tersenyum dengan sikap angkuhnya.
“Tapi yang jadi ketua kan gwe. Jadi gwe tetap ga bisa masukin lo seenaknya aja.”
“Lo ga bisa gitu dong!” kata Zanra masih tetap cool.
“Lo bisa apa ?” Tanya Abel sinis.
“Gwe bisa apa yang lo bisa. Bahkan gwe bisa dapetin lo.” Katanya sambil mengelus dagu Abel yang manis. Ditepisnya lengan Zanra oleh Abel, namun Abel terlambat Zanra sudah melepaskan lengannya sebelum Abel bertindak.
“Hm….OK. kalo gitu gwe casting lo besok di studio tempat kita latihan.” Katanya dengan wajah yang asli sudah memerah.
^_^
Entah mengapa sejak kejadian itu, Abel melamun sendiri di kamar yang penuh dengan aksen biru langit itu. Abel dengan santai tidur-tiduran sambil memeluk boneka kesayangannya. Dia masih teringat tentang kejadian di kafe sore itu.
“Ih…ko gwe inget terus dia sih ?” Tanya Abel sambil memukul kepalanya sendiri.”Apa karena dia bilang ke gwe…” kata-katanya terputus karena merasa geli kalo dia ingat Zanra bilang ‘bahkan gwe bisa dapetin lo’.”Ih…..” kata Abel yang langsung menyelimuti tubuhnya dengan selimut hangatnya.
^_^
“Lo udah siap manis ?” Tanya Zanra sambil tersenyum, lalu mengedipkan sebelah matanya. Sepertinya Zanra tidak lupa kalo dia pernah berkata ‘ bahkan gwe bisa dapetin lo’.
Tidak jauh halnya dengan Abel. Abel pun menjadi teringat kembali kejadian itu. Perasaannya saat itu, ingin segera dia bunuh saja sekalian. Ugh…sengsara sekali.
Dimulai dengan lagu pertama yang The mosy’z bawakan. Zanra bisa mengemasnya dengan cara dia sendiri.
Sungguh permainan yang mengasyikan.
Kedua, dia membawakan lagu yang entah darimana asalnya. Dia hanya bermain sendiri dengan gitarnya.
Ternyata suaranya bagus banget. Abelpun mengakuinya.
Ketiga…
“Gimana ? Permainan gwe bagus kan ?” Tanya Zanra yang sebenarnya sudah sangat lelah bermain gitar. Dan personil The Mosy’z pun nampaknya mengalami hal yang sama.
“Belum…gwe belum puas.” Kata Abel yang bersikukuh ingin mempersulit Zanra. Teman-teman se-bandnya yang mendengar hal itu langsung terbelalak.
“Bel…” kata Daniel.
“OK…gwe terima. Tapi dengan satu syarat. Lo harus maen sama gwe.” Katanya menantang.
“OK !” jawab Abel mantap ga mau kalah.
Baru kali ini Abel merasa begitu bodoh. Sikap yang biasa begitu santai tak diperlihakannya saat itu. Ada apa ini ? Apa Abel ingin mengubur perasaanya ? Apakah Abel ingin berbohong kepada dirinya sendiri, bahwa Zanra adalah pria idaman yang ada di mimpinya tempo hari?
Oh….Tuhan kenapa kami dipertemukan dalam keadaan seperti ini ? kata Abel dalam hati.
“Ok…gwe terima lo di The Mosy’z.” kata Abel akhirnya mengakui bahwa Zanra pantas bermain bersama mereka. “ Selamat datang ya.” Katanya lalu Abel mengajaknya bersalaman.
Hah…akhirnya Abel mau juga mengakui kekalahannya. Begitulah Abel….untuk mendapatkan hal yang terbaik dia harus benar-benar menjadi seorang yang lumayan menakutkan. Seperti pagi itu.
^_^
Diminumnya air putih dengan penuh semangat.
“Pelan-pelan dong dek.” Kata Frezi, kakaknya kembarnya Abel yang tiba-tba muncul di dapur rumahnya.
“Eh…kakak. Gimana liburannya kak ?” Tanya Abel sambil nyium pipi kakaknya.
“Rame Bel. Nih…gimana kabar ade kakak yang cantik ini ?” Tanya Frezi yang sudah sangat dewasa ini.
“Yah gitu deh kak. Sibuk sama band. He….he…he…” katanya sambil cengengesan.
“Eh…kakak bawa temen, lho.” Kata Frezi sambil tersenyum. Abel pun merasa kebingungan.” Eit tapi tunggu dulu. Kamu ga boleh banyak tanya. Dia itu suka kamu lo. Suka banget, bahkan sayang sama kamu seperti kakak sayang sama kamu. “ Ceritanya.
“Siapa sih kak ?” tanya Abel yang jadi penasaran sama orang yang di certain kakaknya.
“Nih liat orangnya.” Kata Frezi sambil tersenyum nakal.
Betapa terkejutnya Abel melihat wajah pria itu. Wajah yang ada dalam mimpinya. Wajah yang ada di kafe kemarin. Wajah yang ada di studio musik tadi pagi.
“Oh my god. Ada apa ini ?” tanya Abel dalam hati.
^_^
“Oh ternyata gitu scenario kakak sama Zanra.” kata Abel sambil tersenyum malu karena tahu sebenarnya Zanra sudah menunggu kejadian tersebut 2 tahun yang lalu saat Frezi memperlihatkan foto adiknnya, Abel. Sejak saat itu Zanra langsung terpesona dengan wajah Abel yang sebenarnya, suutz…ini rahasia, ternyata Zanra pun pernah bermimpi hal yang sama seperti Abel. Bertemu di padang rumput yang serba putih. Aneh kan ?
Terus nih…sejak saat itu, Frezi dengan antusias menceritakan bagaimana lucunya, baiknya, dewasanya Abel. Awalnya Frezi ngira Zanra cuma mandang Abel biasa aja. Tapi, akhir-akhir ini Frezi tahu ada yang aneh dengan Zanra. Yah…akhirnya ketahuan dech. Terus…seperti yang kalian tahu, Zanra dan Frezi langsung ke Bandung dan kalian udah tahu sendiri kan kelanjutannya seperti apa.
Ternyata scenario Frezi dan Zanra itu membuat kesal Abel dulu. Lalu, ternyata teman se-bandnya Abel juga diajak bekerja sama oleh mereka berdua.
“Tapi lo g ngeluarin gwe dari The Mosy’z kan ?” tanya Zanra iseng.
“Tenang aja. Lo emang pantas di band gwe.” Katanya sambil tersenyum. Zanra pun memeluk Abel dengan perasaan sayang.
“Ih…Zanra. Apaan sich ?” tanya Abel sambil melepas pelukan Zanra.
“Ga apa-apa dong say, gwe kan sayang lo.” Kata Zanra yang kini sudah ga terlihat seperti orang terblagu di dunia.
“Tapi gwe sama lo kan belum pacaran.”
“Jadi lo maunya gitu ? Ya udah sekarang aja ya kita pacarannya.” Ajak Zanra centil.
“Ih…Zanra.” Katanya sambil tersenyum malu. Mungkin kini sebenarnya Abel menyadari bahwa dia punya perasaan yang sama dengan Zanra. Atau mungkin karena Abel pun telah menunggu lama sosok yang ada dalam mimpinya waktu itu. Hah…entah kenapa Abel begitu yakin bahwa dia pasti akan bertemu dengan sosok impiannya.
Dan ternyata…memang benar-benar terjadi.
Satu hari untuk Abel….sungguh satu hari hanya untuk Abel…
Apa karena mimpi itu ? Atau karena kejadian di kafe? Atau mungkin surprise dari Frezi ? Ah semua itu ga penting, yang penting mereka berdua mempunyai perasaan yang sama. Ya kan ?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment duunngg!!!!