Part 1: Punya Cowok Populer?! Gak Dech!!!
"Ih...bete gwe. Maksudnya apa coba?" tanya Lourin dalam hati sambil terus berjalan menuju kelasnya.
Gara-gara Lourin yang ga liat-liat jalan, akhirnya dia menabrak orang yang ga dia kenal. Orang yang selama ini belum dia kenal sama sekali.
BRUGHK...
"Ups...sorry gwe ga sengaja." katanya sambil membantu orang itu berdiri.
"Ga apa-apa ko..." lalu dia terdiam sejenak.
"Maaf..kenapa anda...?" dia mencoba untuk membuat orang itu sadar dari lamunannya.
"Nama gwe Albert." cowo keren itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
"Gwe Lourin." kata dia balas tersenyum. Walaupun senyuman itu hanya sepintas tapi Albert yakin itulah orangnya. Itulah orang yang selama ini dia cari.
"O iya, ini kartu nama gwe. Gwe harap lo dateng hari sabtu jam berapa saja, terserah lo. OK!" katanya sambil memberikan kartu namanya sendiri. "Hm... thanks yah atas bantuannya tempo hari." lalu dia pergi secepat kilat sambil tersenyum ramah.
"Tempo hari. Apaan sih?" tanya dia sendiri, lalu Lourin membaca kartu nama yang Albert berikan. Selintas dia membaca kartu nama yang sudah dia pegang, tak lama kemudian Lourin terkaget dengan apa yang baru saja dia sadari. " Jadi menurut dia, dia ingin gwe jadi model nya. Ga mungkin." gumamnya dalam hati sambil terus melongo dengan kartu nama yang masih dia pegang."Terus, maksud dia apaan dengan kata-kata 'Thanks yah atas bantuannya tempo hari', gwe sama sekali ngga ngerti." gumamnya lagi. Lalu Lourin tampak berpikir keras. "Berpikir! Berpikir! Berpikir dong Rin!" gumamnya lagi. "O...iyah gwe inget. Waktu itu gwe ngasih dia saran." jawabnya sendiri sambil tersenyum. "Tapi sarannya apa yah? Gwe lupa lagi. Bodo amat ah. Emang gwe peduli." pikirnya dalam hati.
Lalu Lourin pun berjalan ke kelas karena bel istirahat telah selesai. Hm.... belajar lagi deh.
"Ha...ha...ha...gwe dah dapet Lourin Ky." seru Alen.
"Lo ga bercanda kan?" tanya Rizky sahabatnya.
"Swear. Gwe dah dapetin tu cewe." jawabnya bangga. Sedangkan cewe yang dimaksud cowo itu sedang berada tak jauh darinya. Dia berada di pintu masuk tempat dimana mereka berada. Awalnya Lourin akan memanggil pujaan hatinya untuk makan siang, namun belum sempat membicarakannya Lourin sudah mendengar kabar yang tak menyenangkan itu.
"Jadi lo menang taruhan dong ? Eh lagian cewe ngetop kaya dia seharusnya ga lo maenin ga. Selain ngetop, dia pinter, cantik, dan baik lagi." pinta Rizky.
"Maksud lo?" tanya Alen balik dengan sikap yang tak mau disalahkan.
"Yah, lo tau ga? Lo dah bikin pisah Lourin sama cowonya. Terus sekarang lo dah dapet tu cewe, masa lo mau sia-siain sih?" kata Rizky balik nanya dengan sikap tegas.
Alen hanya berdiam dan tertunduk. Entah karena malu atau rasa berdosa. Lourin yang berdiri di pintu masuk tanpa diketahui Alen dan Rizky hanya tercengang mendengar percakapan mereka berdua.
"Hmf...hmf...ha...ha...ha...Lo gila yah? Gwe ngincer dia udah lama Ky. Eh taunya malah jadian sama si Arya. Benci gwe sama hal yang kaya gini. Emang si Arya siapa? Daripada dia lebih baik gwe kan Ky? Tapi Lourin lebih milih dia. Untung gwe jebak tuh cowo biar keliatan lagi selingkuh di depan mata nya Lourin." jawab Alen bangga.
"Jadi lo cuma bales dendam doang, gitu!" respon Rizky, dan Alen hanya tersenyum sebagai tanda kemenangannya.
Mendengar itu semua, Lourin merasakan kemarahan yang amat sangat. Lalu dia pergi ke ruang multimedia, dimana ruangan yang sepi hanya disana. Lourin tidak tau apa yang dia pikirkan sekarang. Dia pun hanya bisa mondar mandir di ruangan yang tak berpenghuni tanpa tau apa yang harus dia perbuat. Dia berpikir, berpikir, dan berpikir dengan keras. Akhirnya dia lebih memilih untuk mengeluarkan ponsel kesayangan miliknya.
"Halo Len." sapanya dengan nada datar.
"O...Lourin yah? Ada dimana yang?" tanya Alen basa-basi
"Gwe ada di ruang multimedia, kamu kesini ya!" pintanya.
"Oke!" dan klik sambungan telponpun tertutup. Beberapa saat kemudian, Alen dah dateng dan menghampiri Lourin dengan sikap tidak berdosa. "Ada apa yang?" tanyanya sambil tersenyum lalu menghampiri Lourin.
"Kurang ajar lo." dan PLAAKK. tangan mungil Lourin hinggap di pipi Alen. Wajahnya kini telah memerah.
Dengan kaget Alen langsung mengusap pipinya yang memerah karena tamparan Lourin. "Kamu kenapa?" tanya Alen.
"Lo kira bisa boongin gwe Len?" tanya Lourin dengan nada tinggi. "Gwe ga mau denger urusan lo lagi, gwe pengen putus sekarang juga. Gwe dah tau semuanya, dan gwe harap gwe orang terakhir yang lo permainkan." pintanya sambil pergi.
"Rin, lo kenapa? Gwe ga ngerti sama sekali?" tanya Alen masih ga ngerti.
"Sorry Len, gwe denger pembicaraan lo sama Rizky barusan." dan Lourin benar-benar pergi.
KEPOPULERAN DAICHI YANG SEMAKIN MENINGKAT
Daichi... nama yang sudah tak asing lagi bukan di telinga kalian? Cowo jangkung ini sudah 1 tahun menyandang kategori cowo terpopuler di sekolah kita yang tercinta ini. Badan atletis dengan sejuta kemampuan yang selalu meraih peringkat pertama dalam nominasi siswa terpintar beberapa bulan lalu.
"Ngomong-ngomong nih, lo dah punya pacar belom?" tanya reporter SMA 9 yang tak lain SMA kita. Lalu Daichi hanya menjawab "Mungkin untuk saat ini ngga dulu kali yah. Tapi kalo ada mungkin gwe kasih tau lo." Wah, bakalan jadi seru nih kalo dia punya cewe. Cewe-cewe yang ngecengin dia bakalan patah hati. He...he...he...
O...yah katanya nih. Kecengan sejuta umat ini bilang. Dia lagi suka sama seseorang. Tapi umurnya lebih muda darinya. Waaaah,,, itu berarti, yang dia incer anak kelas 1 dong. Siap-siap yah kelas 2 sama kelas 3 patah hati. Hihihi...
"Idih...norak banget artikel ini." gerutu Lourin saat dia selesai baca majalah sekolah.
"Maksud lo, bagian yang mana?" tanya Laryn sahabatnya.
"Yang ini nih. Yang judulnya KEPOPULERAN DAICHI YANG SEMAKIN MENINGKAT, norak banget kan?" tunjuknya pada artikel yang masih dia pegang.
"Lo belum liat sih orangnya. Lo tau ga kaka kelas kita itu orangnya cakeeeeep, body atletiiiis, pinter lagi. Hm....artikel ini ga ada yang salah ko." jawab Laryn sekali lagi saat dia membaca sepintas artikel itu.
"Ga salah..." Lourin menyindir dengan memandang Laryn.
"Iya,, ga salah. Pinter, kecengan sejuta umat sih memang dilebih-lebihin. Tapi bener ko. Eh gwe juga ngeceng dia loooohh. Iiih jadi malu. Masa lo ga suka sih?" tanya Laryn aneh.
"Cowo kaya gini ga pantes disukai. Biasanya dia suka maenin cewe-cewe. Yaaah...termasuk untuk kepopuleran juga." komentarnya sambil menutup majalah dan menyimpannya di tas dengan asal. Hm...dasar Lourin.
"Idih lo ko gitu banget sih. Eh Bu Ani dah datang tuh." katanya sambil membetulkan cara duduknya.
***
"Ah...akhirnya bel istirahat dah dateng juga." Laryn lega sambil berjalan bersama Lourin. Lourin yang dari tadi diem saat itu cuma mengangguk tanda setuju sambil mainin kuku-kukunya yang indah. "Lo kenapa sih? Dari tadi diem mulu."
"Ah... ga apa-apa ko." jawab Lourin sambil terkaget-kaget atas pertanyaan Laryn. Padahal kan pertanyaannya simple.
"Eh Rin, lo tau ga cowo itu?" tanya Laryn sambil tersenyum saat mereka tiba di kantin sekolah.
"Apa? Cowo yang mana?" Lourin balik nanya.
"Huuu...yang rambutnya di british terus tinggi lagi. Lo liat ga?" tanya Laryn sekali lagi.
"Oh itu..." jawabnya.
"Iya lo tau ga dia siapa?"tanya Laryn lagi dan semangat sambil tersenyum.
"Ga tau." jawabnya polos sambil pergi meninggalkan Laryn menuju meja kantin yang kosong."Eh...lo mau diem sampe kapan? Sini duduk!" suruh Lourin sambil duduk.
"Iyah...iya. Eh lo bener ga tau tuh cowo?" tanya Laryn lagi.
"Ngga...swear...Gwe ga tau dan ga kenal. Mas bakso nya 2 mangkuk." pinta Lourin pada penjual bakso.
"Eh tau ga, cowo itu yang barusan kita omongin." katanya dan Lourin tampak sedang berpikir. "Itu dia yang namanya Daichi." serunya dengan semangat '45.
"Oh...gitu ajah semangat. Ayo cepet makan!" suruh Lourin masih dengan muka dinginnya.
"Yah elu. Kayanya sinis banget liat Daichi. Kenapa sih lo?" tanya Laryn.
"He...he...he... Keliatan yah?" jawab Lourin sambil tersenyum dan melahap baksonya.
Selama kurang lebih 5 menit. Makanan mereka sudah habis tak tersisa. Maklum...Lagi pada laper. Hehehe
Eh eh eh. Kenapa si Daichi ngedeketin?
"Eh liat deh, kayanya Daichi mau menghampiri kita." seru Laryn yang dah seneng duluan.
"GR lu. Emang dia kenal sama kita?" tanya Lourin sambil tersenyum.
"Eh gwe boleh duduk disini ga?" tanya Daichi. Waah...bener, Daichi ngedatengin mereka.
"Bo...boleh ajah ko. Kita ga keberatan." jawab Laryn salah tingkah. Lourin hanya diam tak memandang Daichi sedikitpun. Kenapa sih dia? Kayanya dah benci banget sama itu orang gara-gara baca artikel barusan.
"Trims." jawabnya sambil duduk di samping Lourin. "Nama lo Laryn kan?" tanya dia.
"Eh, ko tau?" tanya Laryn tersipu.
Belum sempat menjawab pertanyaan Laryn, Daichi dah nanya lagi.
"Dan lo Lourin kan? Imalourinsky." tanyanya dengan diakhiri nama lengkapnya.
"Iya." sambil terkaget. Lalu dia berusaha untuk menyembunyikan kekagetannya dan kembali diam.
"Lo lucu juga yah." kata Daichi yang tersenyum karena tingkah Lourin barusan.
"Eh gwe duluan yah Ryn." kata Lourin yang kayanya dah ga tahan deket-deket sama Daichi. Menurutnya lebih lama berada di dekatnya, merupakan penyakit yang akan cepat menular.
"Eh...jangan dong!" kata Daichi dan Laryn barengan.
"Ih...bete gwe. Maksudnya apa coba?" tanya Lourin dalam hati sambil terus berjalan menuju kelasnya.
Gara-gara Lourin yang ga liat-liat jalan, akhirnya dia menabrak orang yang ga dia kenal. Orang yang selama ini belum dia kenal sama sekali.
BRUGHK...
"Ups...sorry gwe ga sengaja." katanya sambil membantu orang itu berdiri.
"Ga apa-apa ko..." lalu dia terdiam sejenak.
"Maaf..kenapa anda...?" dia mencoba untuk membuat orang itu sadar dari lamunannya.
"Nama gwe Albert." cowo keren itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
"Gwe Lourin." kata dia balas tersenyum. Walaupun senyuman itu hanya sepintas tapi Albert yakin itulah orangnya. Itulah orang yang selama ini dia cari.
"O iya, ini kartu nama gwe. Gwe harap lo dateng hari sabtu jam berapa saja, terserah lo. OK!" katanya sambil memberikan kartu namanya sendiri. "Hm... thanks yah atas bantuannya tempo hari." lalu dia pergi secepat kilat sambil tersenyum ramah.
"Tempo hari. Apaan sih?" tanya dia sendiri, lalu Lourin membaca kartu nama yang Albert berikan. Selintas dia membaca kartu nama yang sudah dia pegang, tak lama kemudian Lourin terkaget dengan apa yang baru saja dia sadari. " Jadi menurut dia, dia ingin gwe jadi model nya. Ga mungkin." gumamnya dalam hati sambil terus melongo dengan kartu nama yang masih dia pegang."Terus, maksud dia apaan dengan kata-kata 'Thanks yah atas bantuannya tempo hari', gwe sama sekali ngga ngerti." gumamnya lagi. Lalu Lourin tampak berpikir keras. "Berpikir! Berpikir! Berpikir dong Rin!" gumamnya lagi. "O...iyah gwe inget. Waktu itu gwe ngasih dia saran." jawabnya sendiri sambil tersenyum. "Tapi sarannya apa yah? Gwe lupa lagi. Bodo amat ah. Emang gwe peduli." pikirnya dalam hati.
Lalu Lourin pun berjalan ke kelas karena bel istirahat telah selesai. Hm.... belajar lagi deh.
"Ha...ha...ha...gwe dah dapet Lourin Ky." seru Alen.
"Lo ga bercanda kan?" tanya Rizky sahabatnya.
"Swear. Gwe dah dapetin tu cewe." jawabnya bangga. Sedangkan cewe yang dimaksud cowo itu sedang berada tak jauh darinya. Dia berada di pintu masuk tempat dimana mereka berada. Awalnya Lourin akan memanggil pujaan hatinya untuk makan siang, namun belum sempat membicarakannya Lourin sudah mendengar kabar yang tak menyenangkan itu.
"Jadi lo menang taruhan dong ? Eh lagian cewe ngetop kaya dia seharusnya ga lo maenin ga. Selain ngetop, dia pinter, cantik, dan baik lagi." pinta Rizky.
"Maksud lo?" tanya Alen balik dengan sikap yang tak mau disalahkan.
"Yah, lo tau ga? Lo dah bikin pisah Lourin sama cowonya. Terus sekarang lo dah dapet tu cewe, masa lo mau sia-siain sih?" kata Rizky balik nanya dengan sikap tegas.
Alen hanya berdiam dan tertunduk. Entah karena malu atau rasa berdosa. Lourin yang berdiri di pintu masuk tanpa diketahui Alen dan Rizky hanya tercengang mendengar percakapan mereka berdua.
"Hmf...hmf...ha...ha...ha...Lo gila yah? Gwe ngincer dia udah lama Ky. Eh taunya malah jadian sama si Arya. Benci gwe sama hal yang kaya gini. Emang si Arya siapa? Daripada dia lebih baik gwe kan Ky? Tapi Lourin lebih milih dia. Untung gwe jebak tuh cowo biar keliatan lagi selingkuh di depan mata nya Lourin." jawab Alen bangga.
"Jadi lo cuma bales dendam doang, gitu!" respon Rizky, dan Alen hanya tersenyum sebagai tanda kemenangannya.
Mendengar itu semua, Lourin merasakan kemarahan yang amat sangat. Lalu dia pergi ke ruang multimedia, dimana ruangan yang sepi hanya disana. Lourin tidak tau apa yang dia pikirkan sekarang. Dia pun hanya bisa mondar mandir di ruangan yang tak berpenghuni tanpa tau apa yang harus dia perbuat. Dia berpikir, berpikir, dan berpikir dengan keras. Akhirnya dia lebih memilih untuk mengeluarkan ponsel kesayangan miliknya.
"Halo Len." sapanya dengan nada datar.
"O...Lourin yah? Ada dimana yang?" tanya Alen basa-basi
"Gwe ada di ruang multimedia, kamu kesini ya!" pintanya.
"Oke!" dan klik sambungan telponpun tertutup. Beberapa saat kemudian, Alen dah dateng dan menghampiri Lourin dengan sikap tidak berdosa. "Ada apa yang?" tanyanya sambil tersenyum lalu menghampiri Lourin.
"Kurang ajar lo." dan PLAAKK. tangan mungil Lourin hinggap di pipi Alen. Wajahnya kini telah memerah.
Dengan kaget Alen langsung mengusap pipinya yang memerah karena tamparan Lourin. "Kamu kenapa?" tanya Alen.
"Lo kira bisa boongin gwe Len?" tanya Lourin dengan nada tinggi. "Gwe ga mau denger urusan lo lagi, gwe pengen putus sekarang juga. Gwe dah tau semuanya, dan gwe harap gwe orang terakhir yang lo permainkan." pintanya sambil pergi.
"Rin, lo kenapa? Gwe ga ngerti sama sekali?" tanya Alen masih ga ngerti.
"Sorry Len, gwe denger pembicaraan lo sama Rizky barusan." dan Lourin benar-benar pergi.
***
"Heh...Rin! Lourin! Jangan ngelamun dong!" pinta Laryn sambil mengguncang tubuhnya.
"Ah...ada apa Ryn?" tanya Lourin terbangun dari lamunannya.
"Lo ngelamunin apa sih? Ko murung gitu?" tanya Laryn khawatir.
"Gwe jadi inget Alen Ryn. Gwe inget dia bales dendam gara-gara gwe lebih milih Arya. Lo inget kan?" tanya Lourin mengingatkan.
"Lo jangan inget-inget itu lagi dong. Itu kan dah lama waktu SMP. Biarinlah orang yang kaya gitu. Ga usah di inget-inget mulu. Mendingan Daichi." kata Laryn sambil mencubit perut Lourin.
"Apaan sih?" tanya Lourin dingin.
"Udah lah lo bilang suka ama dia!" suruh Laryn berusaha membuat Lourin merasa GR. Tapi jurusnya ga mempan. Sebenernya siapa sih yang bisa membuat Lourin terpikat? Sebenernya Lourin tak kalah terkenal dengan Daichi. Hanya saja sikap dingin yang kadang-kadang muncul jika dia tahu ada cowo populer di sekolahnya suka, nah itu bisa gawat. Sebelumnya ini tak pernah terjadi. Tapi disaat SMA kayanya Lourin dah berubah.
***
Yups akhirnya hari sabtu dah dateng juga. Sekarang dah jam 9 nih. Lourin inget dia harus menemui Albert, cowo cool yang tak kalah cakepnya sama Daichi. Setelah dia tiba di tempat yang telah dijanjikan, yaitu tempat dimana Albert bekerja. Akhirnya Lourin menemukan Albert juga setelah berbincang-bincang sebentar di receptionist.
"Selamat siang Lourin." sapa Albert.
"Siang juga." kata Lourin sambil menjabat tangan Albert.
"Its beautiful. Kamu terlihat cantik Lourin." Albert memuji.
"Thanks." jawabnya tersipu malu, memang benar hari itu Lourin terlihat sangat cantik dan modis. Kaos biru dengan celana bahan warna hitam yang kaki kiri dan kaki kanan nya beda ukuran. Dengan gaya Lourin yang seperti ini memberikan kesan bahwa Lourin mempunyai selera yang berbeda dari orang lain.
"O iya, karena sekarang jam makan siang. Gimana kalo ngobrolnya sambil makan ajah?" tanya Albert dengan kalem.
"Boleh." Lourin mengiyakan.
"Sebenernya gwe mengundang lo kesini cuma untuk menyampaikan sesuatu. Pertama gwe berterima kasih karena tempo hari lo dah bikin semangat gwe bener-bener kembali, dan kedua..." dia meneguk air dan melanjutkan perbincangannya kepada Lourin. "Hm... gwe pengen lo jadi model gwe." pintanya.
"MODEL?" tanya Lourin terkejut."Gimana gwe bisa jadi model?"
"Gwe ngeliat lo punya bakat. Cantik, pintar, dan berkarakter. Jadi gwe berharap banget lo bisa jadi model."
"Tapi..."
"Gwe yakin ko, lo bisa sukses." Albert menimpali.
Dan...Yah akhirnya Lourin menerima tawaran Albert untuk menjadi model dengan alasan untuk menambah pengalaman baru dan bisa menambah relasinya.
nantikan part 2 ...oke oke,,,,
sekilas tentang Coz I'm Lourin,,cerita ini uyuy bikin sewaktu masih menginjak masa SMA,,,memang latar tempat yang uyuy ambil ngga jauh-jauh dari almamater uyuy yaitu SMAN 9 BANDUNG,,knp yah???? biar lebih enak ajah kali yah ceritanya,,,,hehehe,,,karena awal nya cerita pendek ini untuk dibaca oleh temen2 terdekat uyuy,,,akhirnya cerpen ini baru muncul di blog ini skrang, karena uyuy mau lanjutin cerpen ini sampai tuntas... :)
"Boleh." Lourin mengiyakan.
"Sebenernya gwe mengundang lo kesini cuma untuk menyampaikan sesuatu. Pertama gwe berterima kasih karena tempo hari lo dah bikin semangat gwe bener-bener kembali, dan kedua..." dia meneguk air dan melanjutkan perbincangannya kepada Lourin. "Hm... gwe pengen lo jadi model gwe." pintanya.
"MODEL?" tanya Lourin terkejut."Gimana gwe bisa jadi model?"
"Gwe ngeliat lo punya bakat. Cantik, pintar, dan berkarakter. Jadi gwe berharap banget lo bisa jadi model."
"Tapi..."
"Gwe yakin ko, lo bisa sukses." Albert menimpali.
Dan...Yah akhirnya Lourin menerima tawaran Albert untuk menjadi model dengan alasan untuk menambah pengalaman baru dan bisa menambah relasinya.
nantikan part 2 ...oke oke,,,,
sekilas tentang Coz I'm Lourin,,cerita ini uyuy bikin sewaktu masih menginjak masa SMA,,,memang latar tempat yang uyuy ambil ngga jauh-jauh dari almamater uyuy yaitu SMAN 9 BANDUNG,,knp yah???? biar lebih enak ajah kali yah ceritanya,,,,hehehe,,,karena awal nya cerita pendek ini untuk dibaca oleh temen2 terdekat uyuy,,,akhirnya cerpen ini baru muncul di blog ini skrang, karena uyuy mau lanjutin cerpen ini sampai tuntas... :)